Research Group (RG) Inovasi Pendidikan Prodi Pendidikan Khusus FKIP UNS telah melakukan sosialisasi dan pendampingan bagi guru sekolah inklusi di wilayah Boyolali, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut mengusung tema Pendampingan Guru dalam Memfasilitasi Pemanfaatan Teknologi Asistif bagi Peserta Didik Disabilitas di Sekolah Inklusif. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2023 dengan melibatkan 30 guru inklusi tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Boyolali. Tujuan dari program sosialisasi ini adalah untuk memberikan informasi dan sosialisasi mengenai teknologi asistif bagi peserta didik berkebutuhan khusus dan pemanfaatannya dalam pembelajaran di sekolah. Materi sosialisasi disampaikan oleh Dr. Herry Widyastono, M.Pd. yang merupakan pakar di bidang teknologi pendidikan dan juga staf pengajar di prodi PKh FKIP UNS.

Sejak tahun 2000-an, konsep dan implementasi pendidikan inklusif terus dikembangkan. Semua jenis disabilitas dapat bersekolah di SPPI, meski demikian jenis disabilitas kesulitan belajar (learning disability), Attention Defisit Hyperactive Disorder (ADHD), Autis, lambat belajar serta terlambat bicara adalah jenis disabilitas yang sering ditemui di Sekolah dasar (SD). Guru memberikan layanan pendidikan dengan melakukan pembelajaran secara kelas dan terkadang dibutuhkan layanan individual. Praktik pembelajaran di kelas inklusif membutuhkan dukungan media atau alat belajar yang dapat membantu dan memudahkan ABK untuk mengikuti dan mencapai pembelajaran secara maksimal. Media atau alat ini seringkali disebut sebagai media/alat khusus (Assistive Technology/Teknologi Asistif (TA). TA ada yang bersifat tinggi (high technology) dan rendah (low technology).

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru di SD adalah masih banyak guru di sekolah inklusi belum mengetahui jenis TA yang dibutuhkan dan cara menggunakan TA tertentu untuk jenis disabilitas yang ada di sekolahnya. Kondisi ini membuat ABK mendapatkan layanan pembelajaran yang tidak maksimal karena penggunaan TA yang tidak tepat dengan karakteristik dan kebutuhan ABK.

Program pendampingan ini dilakukan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dialami oleh guru sekolah inklusif terkait pemanfaatan teknologi asistif dalam pembelajaran. Dr. Herry Widyastono, M.Pd. selanjutnya juga memberikan pemahaman pada guru mengenai jenis-jenis teknologi asistif sesuai kebutuhan khusus peserta didik. Sebagai contoh peserta didik dengan hambatan penglihatan membutuhkan komputer Braille, screen reader (pembaca layar). Selanjutnya untuk peserta didik dengan hambatan pendengaran dapat menggunakan aplikasi speech-to-text atau dapat menggunakan webCaptioner. Individu dengan hambatan intelektual membutuhkan audio book, buku cerita bergambar digital. Peserta didik autis dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas membutuhkan tablet/komputer untuk pembelajaran dengan aplikasi tertentu, dan anak berkesulitan belajar membutuhkan aplikasi text-to-speech.

Beberapa guru memberikan apresiasi pada tim pengabdi yang telah memberikan program sosialisasi dan pendampingan. Sebagian besar guru senang karena mendapatkan pengetahuan terkait karakteristik siswa berkebutuhan khusus, sehingga sudah memiliki gambaran apa yang akan dilakukan jika terjadi permasalahan lagi. Harapannya, program seperti ini dapat terus diberikan kepada guru sekolah inklusif di Kabupaten Boyolali agar para guru semakin terampil dalam menggunakan teknologi asistif sesuai jenis hambatan yang dimiliki peserta didik di sekolah inklusif.

About The Author

sidebar-cta-repairs
sidebar-cta-careplan
sidebar-cta-installations

Comments

More Posts You May Find Interesting